Beranda News

Tersesat dan Berpisah dari Orang Tua, Seorang Anak Menangis di Flyover

Tersesat dan Berpisah dari Orang Tua, Seorang Anak Menangis di Flyover

JAKARTA SELATAN, Pelitajakarta.com – Menangis lantaran tersesat, seorang anak diselamatkan petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan. Anak itu kebingungan sambil menangis di flyover kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

“Awalnya kami mendengar ada anak menangis yang kami kira ada orangtuanya. Ternyata nggak begitu lama orang sekitar lapor kalau anak tersebut tidak ada orangtuanya,” ujar Yuni Petugas P3S Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan saat dihubungi pada Rabu (4/4).

Pihaknya pun segera menghampiri dan membantu anak tersebut untuk mencari alamat rumahnya dan mempertemukannya dengan keluarga. Dalam mencari alamat rumah anak itu, pihaknya dibantu oleh Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM) yang mengetahui kawasan Mampang Prapatan.

“Karena anak itu tidak tahu alamat rumah, kami pun menulusuri jalan-jalan yang sudah dilewati anak itu. Kami dampingi anak itu sampai dia ingat daerah rumahnya,” kata Yuni.

Selang beberapa jam kemudian, petugas akhirnya berhasil menemukan keluarga anak itu yang juga sedang kebingungan ke mana anaknya pergi. Ketika dipertemukan, orang tua anak tersebut menangis karena hampir kehilangan anaknya.

Anak yang bernama Farel (3) merupakan anak dari Sunardi dan Yuni, mereka tinggal Jl. Mampang Prapatan 3 RT/RW 9/03, Jakarta Selatan. Rumahnya ternyata tidak jauh dari lokasi di mana Farel ditemukan, hanya sekitar 1,5 km.

“Keluarga panik ketika tahu anaknya hilang, sudah 2,5 jam orang tuanya kehilangan Farel,” ujar Yuni.

Keluarga menceritakan, awalnya mereka menitipkan anaknya ke tetangga karena ia mau pergi berdagang di daerah Komdak. Namun tetangga yang dititipkan itu hendak pergi bekerja juga di sebuah laundry. Sehingga Farel dititipkan lagi ke tetangganya yang lain. Kemudian Farel ditinggal sebentar untuk salat, tak lama kemudian ia hilang dari jangkauan.

“Kami menyarankan kepada orang tua Farel untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anaknya. Dan juga lebih selektif memilih tetangga apabila terpaksa harus meninggalkan anak,” ungkap Yuni