Pembangunan Karakter Bangsa Harus Menjadi Gerakan Nasional

Pembangunan Karakter Bangsa Harus Menjadi Gerakan Nasional
Simposium Nasional Kebudayaan, yang diselenggarakan FKPPI PPAD dan Yayasan Suluh Nuswantara Bakti, 20-21 November 2017.

JAKARTA, Pelitajakarta.com – Wakil Kepala Staf Angkatan Darat Mayjen TNI Tatang Sulaiman secara resmi menutup Simposium Nasional Kebudayaan Tahun 2017, di Balai Kartini, Jakarta, Selasa (21/11/2017). Simposium ini diselenggarakan FKPPI (Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia), PPAD (Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat) dan YSNB (Yayasan Suluh Nuswantara Bakti), dan berlangsung selama dua hari, 20-21 November 2017, dengan mengusung tema ‘Pembangunan Karakter Bangsa untuk Melestarikan dan Menyejahterakan NKRI Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945’.

Dalam sambutannya, Wakasad Tatang Sulaiman mengatakan bahwa selama ini pembahasan strategi pembangunan lebih difokuskan dan diartikan melalui strategi ekonomi. Sementara strategi budaya belum pernah ada. “Padahal sebenarnya Indonesia kaya akan budaya, tapi kita tidak berpijak pada budaya. Maka dengan simposium ini mudah-mudahan ada masukan kepada pemerintah,” kata Mayjen Tatang Sulaiman.

Dikatakannya, tanggungjawab membangun karakter bangsa tidak bisa hanya dibebankan pada satu institusi saja, tetapi membutuhkan sinergitas seluruh komponen bangsa yang didasari oleh semangat kebersamaan, semangat bersatu, semangat gotong royong, optimisme dan percaya diri serta nasionalisme. “Saya yakin dan percaya, gagasan-gagasan yang dihasilkan dalam simposium ini juga dapat memberikan kontribusi pada pembangunan karakter bangsa,” tegas Tatang.

Sebelumnya, Ketua Penyelenggara Simposium Nasional Kebudayaan, Letjen TNI (Purn) Slamet Supriadi menyampaikan laporan hasil simposium yang meliputi beberapa hal penting. “Usulan dari kita adalah bahwa pembangunan karakter bangsa harus menjadi gerakan nasional. Selanjutnya kami akan menyampaikan laporan hasil simposium ini kepada Kepala Negara,” kata Slamet Supriadi.

Slamet Supriadi juga sempat mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo pada saat pembukaan simposium ini, yang mengharapkan hasil-hasil simposium ini agar dapat diaplikasikan kepada masyarakat. “Mudah-mudahan usulan dari kami ini bisa menjadi agenda bagi pemerintah,” katanya.

Hasil lain dari simposium ini adalah Ikrar Kebangsaan, yang pada akhir acara dibacakan bersama-sama oleh seluruh peserta dan hadirin.

Simposium Nasional Kebudayaan dibuka oleh Presiden Joko Widodo, dan berlangsung selama dua hari dengan menghadirkan sejumlah pembicara; di antaranya, Yudi Latief PhD, Prof.Dr Asyumardi Azra, Sri Sultan HB X, Prof Dr. I Gede Raka, Prof Dr Sri Edi Swasono dan Prof. Dr Sri Adiningsih.  Kegiatan ini juga turut dihadiri oleh  Ketua Badan Pertimbangan PPAD Jenderal TNI (Purn) Widjojo Surjono, Ketua Umum PPAD Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri dan Ketua Umum FKPPI sekaligus Pembina YSNB Pontjo Sutowo.